Abu Umar Basyier
Ukuran : 15 x 21 cm
Harga Rp. 43.000,-
Harga Bayt Aisyah Rp. 35.000,-
Kamu memang lebih cocok menjadi suami perempuan bodoh itu " kata Namirah kepada suaminya dengan nada sinis. 'Apa kamu bilang ? Perempuan bodoh? tanya hamid terkejut. "ya..kenapa kamu marah mas? Dia bukan apa-apa kamu lagi..
Tidak. Dia dan aku memang bodoh..Kamulah yang pintar Namirah..
Akhirnya kamu ngaku juga ya? Yang mau menjadi suaminya pasti laki-laki bodoh sepertinya..ejek Namirah membakar hati Hamidi.
'Jaga bicaramu Namirah! bentak Hamidi..Dadanya seolah ingin meledak.
Inilah pertengkaran hebat Hamidi dan Namirah istrinya. Hamidi tidak pernah menduga perempuan yang dicintainya sejak SMP itu ternyata tidak menghargai dirinya sebagai seorang suami. Bahkan dengan lantang dia berani menghinanya. Padahal demi menikahi perempuan yang dianggap sebagai cinta sejatinya itu, dia menceraikan Zakiah istri pertamanya yang begitu setia dan benar-benar mencintainya.
Bagaimana nasib biduk rumah tangga Hamidi dan Namirah? Bagaimana Hamidi mengatasi kemelut rumah tangganya? Dan speti apa kehidupan Zakiah setelah dicerai Hamidi? Ustad Abu Basyier mengurai kisah nyata dalam buku Prahara Cinta..
Maha Benar Allah yang telah menanamkan keindahan cinta kepada lawan jenis sebagai kesenangan hidup di dunia. Artinya, cinta laki-laki kepada wanita dan sebaliknya adalah hak alami tabiat manusia dalam kehidupan dunianya. Hak yang tidak bisa dicabut oleh siapa pun selain Allah.
Namun, Allah juga mengingatkan bahwa ada yang lebih baik dan lebih kekal jika seorang yang mencintai itu menghendaki. Yaitu cinta yang tidak hanya sekedar menurutkan rasa suka, tetapi cinta yang berpijak pada pondasi yang benar dan cinta yang memiliki misi, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Tiga hal, siapa pun yang ada dalam kondisi itu dia akan menemukan manisnya iman;… di antaranya dia mencintai seseorang yang tidak dia cintai orang itu kecuali karena Allah semata.”
Cinta inilah yang akan mendapatkan limpahan bimbingan Allah sehingga tidak memberi celah sedikit pun bagi hadirnya cinta yang hanya menurutkan selera diri dan hawa nafsu. Cinta yang semata menurutkan selera hanya akan memuja kesenangan hati sehingga Allah menjauhkannya dari sedapnya iman. Cinta yang menjauhkan dari rasa syukur, menghargai, dan rasa puas dengan pemberian Allah.
Ustadz Abu Umar Basyier dengan kisah nyata yang kesekian kalinya melalui buku Prahara Cinta akan menyajikan kepada kita tentang cinta yang salah asuh dan keluar dari bingkai motivasi karena Allah, meski pelakunya seorang aktivis muslim.
Buku ini sekaligus memberikan pembelajaran berharga bagi kita bahwa pribadi yang sudah mengerti kebenaran tidak serta merta akan bisa bertindak benar dan bijak, apalagi untuk menyikapi cinta yang memang rawan bias dan akhirnya berakhir dengan penyesalan yang menyakitkan.
Selamat menuai hikmah…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar