Blogger Tips
Rabu, 22 Desember 2010
Tafsir
Sumber : Kitab Tafsir “Al-Hikmah”
Karya : Erjie Al-Batamiy
Ayat 11
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Tafsir :
Apabila kita membaca awal ayat ini mungkin masih terasa samar bagi Kita akan substansi apa yang ingin disampaikan oleh Allah SWT kepada Kita, namun apabila Kita membaca secara keseluruhan dan seksama barulah dapat dimengerti bahwa substansi ayat ini berbicara tentang kebesaran dan keperkasaan Allah SWT sebagai sebaik-baiknya pelindung. Baik bagi manusia secara individual maupun kolektif.
Pada ayat ini Allah SWT ingin menyampaikan bahwa Dia mempunyai hak mutlak yang tidak dapat ditolak atas kehendak-Nya bagi semua mahluk pada umumnya dan suatu kaum pada khususnya sebagaimana yang disinggung dalam ayat ini. Baik keburukan maupun kebaikan bagi suatu kaum, akan tetapi Allah SWT menginformasikan kepada Kita bahwa kehendak-Nya tersebut tidak bersifat arogan karena kehendak-Nya merupakan akibat. Simaklah firman-Nya berikut ini :
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dari potongan ayat diatas dapat Kita pahami bahwa kehendak Allah SWT untuk mengubah keadaan suatu kaum merupakan akibat yang disebabkan usaha suatu kaum untuk mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, sehingga apabila Allah SWT menghendaki kebaikan bahkan keburukan bagi suatu kaum maka hal tersebut semata-mata diakibatkan oleh tindakan yang dilakukan oleh kaum itu sendiri. Tafsir ini sekaligus juga mampu mematahkan argumentasi atau paham sebagian orang yang beranggapan bahwa segala sesuatu itu terjadi mutlak karena kehendak / takdir Allah SWT dan manusia sama sekali tidak berikan kebebasan untuk memilihnya padahal seperti yang telah Penulis jelaskan bahwa kehendak Allah SWT dalam suatu keadaan tertentu dapat berupa akibat dari sebab yang lain, tidak mutlak penyebab atas segala sesuatu.
Setelah urutan sebab akibat dijelaskan maka Allah SWT menunjukan kebesaran dan kuasa-Nya melalui ayat berikut ini :
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya.
Kemudian penutup dari ayat ini sekaligus juga merupakan inti dari ayat tersebut menyatakan dengan mantap bahwa Allah SWT adalah satu-satunya zat yang pantas menyandang predikat sebagai Pelindung yang sesungguhnya dimana contoh perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT ialah memberikan kebaikan dan menolak keburukan bagi suatu kaum.
Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Sebagai pelengkap dari rangkaian tafsir pada ayat ini marilah kita kembali pada awal ayat yang menerangkan mengenai bentuk perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu berupa penjagaan malaikat.
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Betapa nyamannya Kita mendapat perlindungan dari Allah SWT berupa penjagaan oleh malaikat dimana seperti yang Kita ketahui bahwa malaikat merupakan mahluk Allah SWT yang paling taat, sigap serta tidak lalai dalam melaksanakan perintah dari Allah SWT sehingga bentuk penjagaannya-pun dapat dikatakan sangat baik, bahkan lebih baik daripada penjagaan yang biasa diberikan oleh petugas keamanan atau bodyguard.
Perlu diperhatikan juga bahwa bentuk penjagaan yang dilakukan oleh malaikat sebagaimana yang dimaksud pada ayat ini pada hakikatnya merupakan perlindungan yang bersumber dari Allah SWT, namun melalui perantaraan malaikat. Hal ini dapat Kita ketahui melalui potongan ayat :
Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Jelaslah bagi Kita bahwa penjagaan yang diberikan oleh malaikat bukanlah hasil inisiatif dari mereka sendiri melainkan berdasarkan perintah Allah SWT dalam rangka memberikan perlindungan-Nya kepada Kita.
Setelah menguraikan tafsir dari ayat ini maka Penulis memberikan kesimpulan tafsir sebagai berikut :
Ketahuilah wahai manusia sekalian bahwa Allah SWT ialah sebaik-baiknya Pelindung. Tidak ada hal atau zat lain yang layak mendapat predikat Pelindung dalam arti yang sesunggunya selain Dia. Perlindungan-Nya mampu mengubah keadaan suatu kaum untuk mendapatkan kebaikan, namun apabila Dia telah menarik perlindungan-Nya maka bersiap-siaplah untuk ditimpakan oleh-Nya keburukan yang atas keburukan tersebut tidak ada yang mampu menolaknya. Akan tetapi Dia tidak arogan, perubahan kebaikan yang diberikan oleh-Nya ataupun penimpaan keburukan bagi suatu kaum hanyalah merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan oleh kaum itu sendiri.
Itulah keadilan Tuhan. Usaha kebaikan mendapatkan kebaikan sedangkan keburukan mendapatkan ganjaran. “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (QS Al-Baqarah : 286).
Pelajaran berharga bagi Kita semua bahwa Kita harus senantiasa optimis akan datangnya pertolongan Allah SWT dan kehendak-Nya untuk melimpahkan kebaikan bagi Kita. Gantungkanlah hati kita untuk segala pengharapan hanya kepada Allah SWT karena hanya Dia yang mampu menolak keburukan bagi semuanya. Saat Kita menggantungkan hati atau pengharapan Kita kepada manusia atau selain Allah SWT maka siap-siaplah kita untuk kecewa. “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui” (QS Al-Ankabut : 41). Selama Kita berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan syariat yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW maka tidak ada alasan bagi Kita untuk tidak melingkupi perasaan dan hati Kita dengan keyakinan akan hasil yang baik (insya Allah), sedang apabila Dia berkehendak maka tidak akan ada yang mampu menghalangi kehendak-Nya. Sesulit apapun halangan yang menghadang dan sedahsyat apapun cobaan yang datang maka maka cukup bagi-Nya untuk mengatakan “kun fa yakun” /”jadilah maka jadilah ia” (QS. Al-Baqarah : 117). J
Karya : Erjie Al-Batamiy
Ayat 11
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Tafsir :
Apabila kita membaca awal ayat ini mungkin masih terasa samar bagi Kita akan substansi apa yang ingin disampaikan oleh Allah SWT kepada Kita, namun apabila Kita membaca secara keseluruhan dan seksama barulah dapat dimengerti bahwa substansi ayat ini berbicara tentang kebesaran dan keperkasaan Allah SWT sebagai sebaik-baiknya pelindung. Baik bagi manusia secara individual maupun kolektif.
Pada ayat ini Allah SWT ingin menyampaikan bahwa Dia mempunyai hak mutlak yang tidak dapat ditolak atas kehendak-Nya bagi semua mahluk pada umumnya dan suatu kaum pada khususnya sebagaimana yang disinggung dalam ayat ini. Baik keburukan maupun kebaikan bagi suatu kaum, akan tetapi Allah SWT menginformasikan kepada Kita bahwa kehendak-Nya tersebut tidak bersifat arogan karena kehendak-Nya merupakan akibat. Simaklah firman-Nya berikut ini :
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dari potongan ayat diatas dapat Kita pahami bahwa kehendak Allah SWT untuk mengubah keadaan suatu kaum merupakan akibat yang disebabkan usaha suatu kaum untuk mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, sehingga apabila Allah SWT menghendaki kebaikan bahkan keburukan bagi suatu kaum maka hal tersebut semata-mata diakibatkan oleh tindakan yang dilakukan oleh kaum itu sendiri. Tafsir ini sekaligus juga mampu mematahkan argumentasi atau paham sebagian orang yang beranggapan bahwa segala sesuatu itu terjadi mutlak karena kehendak / takdir Allah SWT dan manusia sama sekali tidak berikan kebebasan untuk memilihnya padahal seperti yang telah Penulis jelaskan bahwa kehendak Allah SWT dalam suatu keadaan tertentu dapat berupa akibat dari sebab yang lain, tidak mutlak penyebab atas segala sesuatu.
Setelah urutan sebab akibat dijelaskan maka Allah SWT menunjukan kebesaran dan kuasa-Nya melalui ayat berikut ini :
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya.
Kemudian penutup dari ayat ini sekaligus juga merupakan inti dari ayat tersebut menyatakan dengan mantap bahwa Allah SWT adalah satu-satunya zat yang pantas menyandang predikat sebagai Pelindung yang sesungguhnya dimana contoh perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT ialah memberikan kebaikan dan menolak keburukan bagi suatu kaum.
Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Sebagai pelengkap dari rangkaian tafsir pada ayat ini marilah kita kembali pada awal ayat yang menerangkan mengenai bentuk perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu berupa penjagaan malaikat.
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Betapa nyamannya Kita mendapat perlindungan dari Allah SWT berupa penjagaan oleh malaikat dimana seperti yang Kita ketahui bahwa malaikat merupakan mahluk Allah SWT yang paling taat, sigap serta tidak lalai dalam melaksanakan perintah dari Allah SWT sehingga bentuk penjagaannya-pun dapat dikatakan sangat baik, bahkan lebih baik daripada penjagaan yang biasa diberikan oleh petugas keamanan atau bodyguard.
Perlu diperhatikan juga bahwa bentuk penjagaan yang dilakukan oleh malaikat sebagaimana yang dimaksud pada ayat ini pada hakikatnya merupakan perlindungan yang bersumber dari Allah SWT, namun melalui perantaraan malaikat. Hal ini dapat Kita ketahui melalui potongan ayat :
Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Jelaslah bagi Kita bahwa penjagaan yang diberikan oleh malaikat bukanlah hasil inisiatif dari mereka sendiri melainkan berdasarkan perintah Allah SWT dalam rangka memberikan perlindungan-Nya kepada Kita.
Setelah menguraikan tafsir dari ayat ini maka Penulis memberikan kesimpulan tafsir sebagai berikut :
Ketahuilah wahai manusia sekalian bahwa Allah SWT ialah sebaik-baiknya Pelindung. Tidak ada hal atau zat lain yang layak mendapat predikat Pelindung dalam arti yang sesunggunya selain Dia. Perlindungan-Nya mampu mengubah keadaan suatu kaum untuk mendapatkan kebaikan, namun apabila Dia telah menarik perlindungan-Nya maka bersiap-siaplah untuk ditimpakan oleh-Nya keburukan yang atas keburukan tersebut tidak ada yang mampu menolaknya. Akan tetapi Dia tidak arogan, perubahan kebaikan yang diberikan oleh-Nya ataupun penimpaan keburukan bagi suatu kaum hanyalah merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan oleh kaum itu sendiri.
Itulah keadilan Tuhan. Usaha kebaikan mendapatkan kebaikan sedangkan keburukan mendapatkan ganjaran. “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (QS Al-Baqarah : 286).
Pelajaran berharga bagi Kita semua bahwa Kita harus senantiasa optimis akan datangnya pertolongan Allah SWT dan kehendak-Nya untuk melimpahkan kebaikan bagi Kita. Gantungkanlah hati kita untuk segala pengharapan hanya kepada Allah SWT karena hanya Dia yang mampu menolak keburukan bagi semuanya. Saat Kita menggantungkan hati atau pengharapan Kita kepada manusia atau selain Allah SWT maka siap-siaplah kita untuk kecewa. “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui” (QS Al-Ankabut : 41). Selama Kita berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan syariat yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW maka tidak ada alasan bagi Kita untuk tidak melingkupi perasaan dan hati Kita dengan keyakinan akan hasil yang baik (insya Allah), sedang apabila Dia berkehendak maka tidak akan ada yang mampu menghalangi kehendak-Nya. Sesulit apapun halangan yang menghadang dan sedahsyat apapun cobaan yang datang maka maka cukup bagi-Nya untuk mengatakan “kun fa yakun” /”jadilah maka jadilah ia” (QS. Al-Baqarah : 117). J
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar